KRIPTOGRAFI

 


Defenisi Kriptografi

Apa sebenarnya definisi umum dari kriptografi sendiri? Kriptografi berasal dari kata bahasa Yunani, yang berarti kryptos dan grapheinKryptos berarti rahasia atau tersembunyi, sedangkan graphein artinya menulis. Jadi, secara umum kriptografi merupakan proses menulis atau menyampaikan pesan secara rahasia dan tersembunyi.

Namun, jika kita kaitkan dengan penggunaan teknologi digital, maka kriptografi adalah disiplin ilmu yang mempelajari teknik enkripsi naskah asli (plaintext) yang tersusun acak, dengan memanfaatkan kunci enkripsi sehingga naskah tersebut berubah menjadi teks yang sulit terbaca (ciphertext) oleh user yang tidak memiliki kunci dekripsi.

Selanjutnya, ada istilah kriptografi klasik merupakan teknik cryptography yang pembuatannya tidak memerlukan bantuan komputer dan biasanya menggunakan alat bantu pena, batu, kertas, dan alat tradisional lainnya.

Kriptografi merupakan sinonim dari "enkripsi", konversi dari kalimat-kalimat yang dapat dibaca menjadi kelihatan tidak masuk akal. Pembuat dari pesan enkripsi membagi teknik pemecahan sandi yang dibutuhkan untuk mengembalikan informasi asli jika hanya dengan penerima yang diinginkan, sehingga dapat mencegah orang yang tidak diinginkan melakukan hal yang sama. Sejak Perang Dunia I dan kedatangan komputer, metode yang digunakan untuk mengelola kriptologi telah meningkat secara komplek dan pengaplikasiannya telah tersebar luar.

Kriptografi modern sangat didasari pada teori matematis dan aplikasi komputer; algoritme kriptografi didesain pada asumsi ketahanan komputasional, membuat algoritme ini sangat sulit dipecahkan oleh musuh. Secara teoretis, sangat sulit memecahkan sistem kriptografi, tetapi tidak layak melakukannya dengan cara-cara praktis. Skema ini oleh karena itu disebut sangat aman secara komputasional; kemajuan teoretis dapat meningkatkan algoritme faktorisasi integer, dan meningkatkan teknologi komputasi yang membutuhkan solusi ini untuk diadaptasi terus-menerus. Terdapat skema keamanan informasi yang benar-benar tidak boleh dapat ditembus bahkan dengan komputasi yang tak terbatas namun skema ini sangat sulit diimplementasikan.


Adapun Teknik Dasar Kriptografi

Teknik dasar kriptografi itu terdiri dari lima yakni :

  1. Subtitusi
  2. Blocking
  3. Permutasi
  4. Ekspansi
  5. Pemantapan

Teknik Subtitusi

Salah  satu  contoh  teknik  ini  adalah  Caesar  cipher  yang  telah  dicontohkan diatas.

Langkah pertama adalah membuat suatu tabel substitusi. Tabel  substitusi  dapat  dibuat  sesuka  hati,  dengan  catatan  bahwa penerima pesan memiliki tabel yang sama untuk keperluan dekripsi. Bila  tabel  substitusi  dibuat  secara  acak,  akan  semakin  sulit  pemecahan ciphertext oleh orang yang tidak berhak.


Tabel substitusi diatas dibuat secara acak

Dengan  menggunakan  tabel  tersebut,  dari  plaintext  "5  teknik  dasar  kriptografi" dihasilkan ciphertext "L 7Q6DP6 KBVBM 6MPX72AMBGP".

Dengan  menggunakan  tabel  substitusi  yang  sama  secara  dengan  arah yang   terbalik   (reverse),   plaintext   dapat   diperoleh   kembali   dari ciphertext-nya.


Teknik Blocking

Sistem enkripsi terkadang membagi plaintext menjadi blok-blok yang terdiri dari beberapa karakter yang  kemudian  dienkripsikan  secara  independen.  Plaintext  yang  dienkripsikan  dengan menggunakan teknik blocking adalah :


Dengan menggunakan enkripsi blocking dipilih jumlah lajur dan kolom untuk penulisan pesan. Jumlah lajur atau kolom menjadi kunci bagi kriptografi dengan teknik ini.

Plaintext dituliskan secara vertikal ke bawah berurutan pada lajur, dan dilanjutkan pada kolom berikutnya sampai seluruhnya tertulis.

Ciphertext-nya adalah hasil pembacaan plaintext secara horizontal berurutan sesuai dengan blok-nya. Jadi ciphertext yang dihasilkan dengan teknik ini adalah "5K G KRTDRAEAIFKSPINATIRO".

Plaintext dapat pula ditulis secara horizontal dan ciphertextnya adalah hasil pembacaan secara vertikal.


Teknik Permutasi

Salah satu teknik enkripsi yang terpenting adalah permutasi atau sering juga disebut transposisi. Teknik ini memindahkan atau merotasikan karakter dengan aturan tertentu. Prinsipnya adalah berlawanan dengan teknik substitusi. Dalam teknik substitusi, karakter berada pada posisi yang tetap tapi identitasnya yang diacak. Pada teknik permutasi, identitas karakternya tetap, namun posisinya yang diacak. Sebelum dilakukan permutasi, umumnya plaintext terlebih dahulu dibagi menjadi blok-blok dengan panjang yang sama.


Teknik Ekspansi

Suatu  metode  sederhana  untuk  mengacak  pesan  adalah  dengan  memelarkan pesan itu dengan aturan tertentu. Salah  satu  contoh  penggunaan  teknik  ini  adalah  dengan  meletakkan huruf konsonan atau bilangan ganjil yang menjadi awal dari suatu kata di akhir kata itu dan menambahkan akhiran "an". Bila  suatu  kata  dimulai  dengan  huruf  vokal  atau  bilangan  genap, ditambahkan akhiran "i". 

Proses  enkripsi  dengan  cara  ekspansi  terhadap  plaintext  terjadi  sebagai berikut :



Aturan ekspansi dapat dibuat lebih kompleks. Terkadang teknik ekspansi digabungkan dengan teknik lainnya,  karena  teknik  ini  bila  berdiri  sendiri  terlalu mudah untuk dipecahkan.


Teknik Pemanmpatan

Mengurangi panjang pesan atau jumlah bloknya adalah cara lain untuk menyembunyikan isi pesan. Contoh sederhana ini menggunakan cara menghilangkan setiap karakter ke-tiga secara berurutan. Karakter-karakter  yang  dihilangkan  disatukan  kembali  dan  disusulkan sebagai "lampiran" dari pesan utama, dengan diawali oleh suatu karakter khusus, dalam contoh ini digunakan "&". Proses yang terjadi untuk plaintext kita adalah :



Aturan  penghilangan  karakter  dan  karakter  khusus  yang  berfungsi sebagai pemisah menjadi dasar untuk proses dekripsi ciphertext menjadi plaintext kembali.

Dengan  menggunakan  kelima  teknik  dasar  kriptografi  diatas,  dapat diciptakan kombinasi teknik kriptografi yang amat banyak, dengan faktor yang membatasi semata-mata hanyalah kreativitas dan imajinasi kita.

Walaupun sekilas terlihat sederhana, kombinasi teknik dasar kriptografi dapat menghasilkan teknik kriptografi turunan yang cukup kompleks, dan beberapa  teknik  dasar  kriptografi  masih  digunakan  dalam  teknik kriptografi modern.


Algoritma Kriptografi

Algoritma sendiri memiliki pengertian sebagai langkah-langkah atau metode yang disusun secara sistematis. Bila ditempelkan pada ‘kriptografi’, maka makna dari algoritma kriptografi adalah langkah logis untuk menyembunyikan pesan.

Ada tiga fungsi dasar di dalam algoritma kriptografi, antara lain; enkripsi, dekripsi, dan kunci. Enkripsi berarti proses penyembunyian data pesan, mengubah plaintext menjadi chipertext. Sedangkan dekripsi merupakan kebalikan dari enkripsi, bertujuan untuk memahami pesan yang ada, dan kunci adalah teknik yang digunakan untuk enkripsi maupun dekripsi.

Di tataran masa kriptografi modern, kriptografi tidak harus berbentuk besar dan melewati tahapan yang sulit mengerti. Bahkan di era modern, kriptografi sudah dapat dihadirkan secara portable, seperti halnya aplikasi yang menggunakan kriptografi.

Aplikasi yang dibuat untuk kriptogrfi berarti sebuah program yang memungkinkan untuk dilakukannya enkripsi dan dekripsi pada saat melakukan proses pengamanan sebuah pesan di dalam data desktop maupun handphone.

Aplikasi ini biasanya digunakan untuk mengamankan perangkat maupun isi di dalam perangkat itu sendiri dengan melakukan penguncian yang menggunakan metode algoritma kriptografi. Praktek semacam ini sangat akrab di kriptografi modern karena sarana dan prasarana yang sudah mendukung secara penuh.

Penggunaan dari aplikasi berkriptograf ini membuat keamanan perangkat menjadi berlapis-lapis. Bagi seseorang yang berniat membuka perangkat tersebut, harus melewati beberapa rangkaian kunci yang telah disediakan untuk mengamankan perangkat.

Seseorang yang memanfaatkan kriptografi di dalam aplikasi jelas memikili tingkat privasi yang sangat tinggi. Demi kerahasiaan atas privasinya, aplikasi yang menggunakan kriptografi dipandang penting untuk digunakan. Adanya lapisan keamanan yang bertingkat akan membuat orang yang berniat buruk kehabisan kesabaran ketika membongkar.

Terdapat banyak sekali aplikasi yang menyediakan layanan kriptografi, malah dalam kenyataannya, setiap aplikasi sudah dilengkapi dengan perangkat kriptografi, contohnya adalah aplikasi WhatsApp dan Telegram. Keduanya mengamankan pengguna melalui kunci enkripsi yang cukup rumit dan ketat demi keterjagaan privasi penggunanya.

Algoritma Kriptografi Enkripsi

Dan yang kemarin dibawakan oleh teman kelompok saya yakni Enkripsi Simetris yakni menggunakan teknik DES. karena pada dasarnya enkripsi simetris ini terdapat 3 jenis umum algoritma enkripsi simetris. tapi yang akan saya masukkan itu yakni DES.

Metode enkripsi simetris, sesuai dengan namanya, menggunakan satu kunci kriptografi untuk mengenkripsi dan mendekripsi data. Penggunaan satu kunci untuk kedua operasi menjadikannya proses yang mudah, dan karenanya disebut “simetris“. Berikut rincian visual tentang cara kerja enkripsi simetris :




DES

Diperkenalkan pada tahun 1976, DES (Data Encryption Standard) adalah salah satu metode enkripsi simetris tertua. Ini dikembangkan oleh IBM untuk melindungi data elektronik pemerintah yang sensitif dan tidak diklasifikasikan dan secara resmi diadopsi pada tahun 1977 untuk digunakan oleh agen federal . DES menggunakan kunci enkripsi 56-bit, dan didasarkan pada Struktur Feistel yang dirancang oleh seorang kriptografer bernama Horst Feistel. Algoritma enkripsi DES termasuk di antara yang disertakan dalam TLS (Transport Layer Security) versi 1.0 dan 1.1.

DES mengubah blok 64-bit data plaintext menjadi ciphertext dengan membagi blok menjadi dua blok 32-bit terpisah dan menerapkan proses enkripsi untuk masing-masingnya secara independen. Ini melibatkan 16 sesi dari berbagai proses–seperti ekspansi, permutasi, substitusi, atau operasi XOR dengan round key–yang akan melewati data saat dienkripsi. Akhirnya, 64-bit blok teks terenkripsi dibuat sebagai output.

Saat ini, DES tidak lagi digunakan karena telah diretas oleh banyak peneliti keamanan. Pada tahun 2005, DES secara resmi tidak digunakan lagi dan digantikan oleh algoritma enkripsi AES. Kelemahan terbesar DES adalah panjang kunci enkripsi yang rendah, yang membuat pemaksaan secara brutal menjadi mudah. TLS 1.2, protokol TLS yang paling banyak digunakan saat ini dan tidak mengandalkan enkripsi DES


Sumber : Lihat disini 1, 2, 3


0 komentar:

Posting Komentar